Saturday, April 29, 2006

Media dan Pencerahan pada Perempuan

SELALU ia suka membaca, tapi kini kecintaannya pada pustaka telah menjadi candu. Segera setelah pekerjaan yang ditugaskan kepadanya selesai, tangannya pun menggapai buku, atau koran.

(Sebuah surat Kartini sebagaimana dikutip Pramoedya Ananta Toer dalam Panggil Aku Kartini Saja, 2000: 52)

SURAT yang ditulis Kartini itu menyiratkan makna bahwa Kartini merupakan sosok perempuan yang pada zamannya sedemikian haus pengetahuan. Ketika Kartini dipingit dan diasingkan dari kehidupan luar, yang berarti tidak diperbolehkan masuk dalam kehidupan publik seperti bersekolah, maka yang dilakukannya adalah mencari informasi secara mandiri. Media menjadi "guru" terbaik baginya karena mengajarkan berbagai pengetahuan. Kekuatan media massa sebagai salah satu penggerak modernisasi mendorong terciptanya kematangan rasionalitas.

Namun, apakah media massa selalu membawa semangat pencerahan? Tanpa disadari kaum perempuan sendiri media juga membawa implikasi yang justru melestarikan penindasan. Hanya saja kekuatan represif media bukan dengan cara kekerasan dalam bentuk dominasi-fisik, melainkan dalam formula yang lebih halus serta hegemonik. Penguasaan media melalui mekanisme kepemimpinan moral-intelektual inilah yang tanpa disadari menyudutkan perempuan.

Naskah lain juga bisa dibaca di http://ekawenats.blogspot.com

No comments:

 This blog migrated to https://www.mediologi.id. just click here