Analisis tekstual merupakan suatu proses interpretasi dan analisis terhadap teks media apapun, khususnya memfokuskan pada bentuk dan konten, gaya, dan struktur dari media tersebut. kita akan melihat bahwa terdapat dominant reading atau makna untuk suatu teks. Dominant reading adalah makna dari suatu teks yang diterima oleh kebanyakan anggota audiens dan dapat ditentukan dengan meneliti kode tekstual dan konteks sosial atau sejarahnya. Kita juga akan melihat perbedaan makna akibat perbedaan konteks, kriteria kritikal, atau perspektif personal yang kita gunakan untuk pendekatan terhadap teks. Oleh karena itu, terdapat empat faktor yang saling tumpang tindih yang harus diperhitungkan: analisis—teks dari teks itu sendiri, konteks produksi, konteks distribusi, dan konteks audiens.
Sebagian orang berpendapat bahwa saat latar belakang pengetahuan dan konteks yang berbeda menjadi penting, apa yang sebenarnya menjadi inti permasalahan adalah teks itu sendiri. Analisis tekstual memfokuskan semata-mata pada konten tekstual dan proses tekstual yang digunakan. Teks memproduksi makna dengan menunjuk pada dunia di luar mereka dan dengan menggunakan kode representasi yang telah ada sebelumnya. Sebagai anggota audiens kita harus memiliki pengetahuan mengenai dunia sebenarnya yang ditunjuk oleh teks dan pengetahuan konvensi dari medium teks. Bagaimana suatu teks diinterpretasikan mengacu pada koden dan konvensi yang digunakan oleh teks di dalam produksinya. Untuk mengetahui makna suatu teks, kita memulainya dengan mengacu pada konteks teks, tetapi tetap memfokuskan pada teks itu sendiri. Dalam hal ini, pendekatan semiotik dan strukturalis bekerja.
Akan sangat membantu apabila kita mengetahui proses aktual dari pembuatan teks. Hal ini akan mempermudah kita memahami makna dari teks dan memperjelas teks melalui beberapa cara. Kita dapat memulainya dengan mencari motivasi yang diakui dari elemen-elemen yang terlibat dalam produksi. Kita juga dapat mencoba untuk mengeksplor perhatian tidak sadar dari pembuat teks dengan cara mencari tahu detail personal yang penting dari kehidupan mereka untuk melihat apakah hal tersebut memperjelas teks. Pendekatan auteur theory merupakan salah satu contohnya. Pendekatan ini mengatakan bahwa film merupakan produk kreatif dari sutradara film dan dapat diinterpretasikan sebagai visi personal mereka, ditandai dengan gaya khas mereka yang unik. Pendekatan auteur terhadap film membantu mengelaborasi konteks produksi, tetapi pendekatan ini gagal untuk mengakui bahwa pembuatan film merupakan proses koloboratif yang melibatkan input kreatif dari banyak sumber termasuk dari pembuat skrip, pemain, dan kru. Kita juga dapat melihat kondisi produksi. Faktor sosial, politik, dan sejarah mungkin ikut menentukan hasil akhir dari suatu teks.
Karena konteks suatu teks mempengaruhi makna teks tersebut, terdapat dua konteks utama yang perlu diperhatikan yaitu ruang dan waktu. Setiap teks disajikan dalam ruang media tertentu dan dalam ruang sosial yang lebih luas. Perbedaan ruang dapat mempengaruhi makna dari teks tersebut. teks tidak disajikan dalam keadaan isolasi, tetapi dikelilingi oleh teks-teks lain yang akan mempengaruhi pemaknaan kita. Norma sosial dan konvensi dari budaya apapun akan menjalin suatu keterkaitan dengan teks dan akan memproduksi pembacaan dan pemaknaan yang berbeda. Dalam konteks waktu, banyak teks yang diproduksi dengan menyesuaikan waktu-waktu khusus tertentu dan dikonsumsi atau diinterpretasikan pada waktu-waktu tersebut. Oleh karena itu, teks mempunyai konteks waktu yang spesifik yang berkontribusi pada makna mereka. Sebagai akibatnya, pembacaan tidak akan pernah selesai. Kita harus terbuka untuk menemukan faktor-faktor baru, seperti latar belakang informasi baru dan aspek yang berbeda dari konteks sosial dan sejarah, yang akan mempengaruhi pemaknaan kita. Semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin dekat kita dapat memahami apa yang teks-teks tertentu maksudkan dan bagaimana teks-teks tersebut dapat memproduksi makna-makna yang dimaksud.
Reception studies membagi pembaca menjadi dua jenis, yaitu the inscribed reader (individu yang dikonstruksi oleh teks) dan the actual reader (individu yang menginterpreta-sikan teks). Penelitian mengenai audiens dibagi ke dalam dua cara, yaitu dalam hal efek dan penerimaan. Kajian efek melihat pada bagaimana audiens secara langsung dipengaruhi oleh media, sedangkan kajian penerimaan melihat pada bagaimana audiens aktif memilih dalam penggunaan media. Penelitian-penelitian ini pada akhirnya menggunakan dua area, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Terdapat beberapa variasi cara dalam memahami hubungan media—audiens, yaitu dengan metode direct effects, reinforcement, cultivation, desensitization, observational learning and cognitive scripts, dan uses-and-gratifications. Menurut model etnografis, pembaca dibagi menjadi tiga, yaitu: preferred readings (yang menerima apa yang disajikan tanpa bertanya), negotiated readings (yang menerima sebagian dari apa yang disajikan), dan alternative/ oppositional readings (yang menginterpretasikan teks berlawanan sepenuhnya dengan preferred readings).
Ide mengenai proyeksi menyatakan bahwa orang memproyeksikan perasaan tidak sadar mereka sendiri kepada orang atau objek lain. Oleh karena itu, jika kita mencoba untuk memahami bagaimana audiens memaknai teks, kita dapat menggunakan ide dari proyeksi dan berpendapat bahwa seitap pemaknaan seseorang terhadap teks merupakan suatu refleksi dari diri mereka. Hal ini dikarenakan mereka memproyeksikan ide dan perasaan mereka sendiri terhadap teks tersebut. Perasaan dan kepercayaan sadar dan tidak sadar kita akan terefleksikan dalam cara kita menginterpretasikan suatu teks.
Jika pembacaan secara murni berasal dari pembacanya, maka pembacaan ter-tentu mungkin kecil terpengaruh nilai-nilai tertentu dalam menentukan makna. Kita dapat meyakini bahwa pembacaan tertentu terhadap sebuah teks dapat dihasilkan dari memberi perhatian khusus terhadap kode-kode dan konvensi, struktur, dan komposisi dari bagian-bagian, dengan memperoleh pengetahuan mengenai konteks budayanya, dan meneliti apakah makna yang kita peroleh dari teks juga beresonansi bagi pembaca lainnya.