I. MEMAHAMI EFEK MEDIA PADA MASYARAKAT
I. 1. EFEK INDIVIDU DAN EFEK MASYARAKAT
Menjawab pertanyaan tentang efek sosial dari media, bisa jadi semudah mengumpulkan efek media pada individu dalam sejumlah besar orang. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Sebagai contoh, diperkenalkannya televisi di Amerika Serikat tidak memperlihatkan adanya hubungan dengan tingkat kejahatan di kota-kota yang pertama kali memiliki televisi. Walaupun dampak televisi pada kriminalitas baru terlihat 15 tahun kemudian ketika anak-anak yang menonton televisi telah menjadi dewasa.
Demikian pula, pornografi bisa menimbulkan perilaku agresif terhadap wanita, tetapi tidak ada hubungan antara ditayangkannya pornografi dengan kejadian pemerkosaan. Kota-kota yang memiliki tingkat konsumsi televisi yang tinggi justru tingkat kejahatannya rendah, barangkali karena penonton televisi tidak punya banyak kesempatan untuk berjumpa dengan sanak saudaranya atau mereka tidak punya waktu untuk keluar rumah. Bahkan di negara seperti
Dengan kenyataan banyaknya tayangan kejahatan dan seksual di media, kita akan tergiring pada sebuah pertanyaan yang berbunyi : “kenapa hanya terjadi sedikit kejahatan ?”, bukannya : “kenapa begitu banyak ?”. Bagaimana kita menjelaskan hal ini ? Salah satu kemungkinannya adalah eksperimen di lakukan dalam kondisi buatan dan bukan sebenarnya.
Penelitian lapangan dengan populasi yang lebih besar dalam kondisi yang lebih realistis akan memberikan berbagai hasil berupa pola-pola yang lebih kompleks. Dengan kata lain alasan kenapa kita tidak melihat bukti yang jelas dari dampak media pada masyarakat adalah karena dampaknya pada tingkat individu tidak sekuat yang mereka duga.
I. 2. KRITIK SOSIAL
Dalam membahas dampak media pada masyarakat, para ahli cenderung mengabaikan pendekatan kuantitatif dalam penelitian karena mereka menganggap masalah-masalah yang dihadapi terlalu besar, berbagai kekuatan sosial tidak terlihart jelas atau bahkan metode-metode ilmiah yang digunakan terlalu sempit untuk menangkap hubungan antara media dan masyarakat.
Dengan mempertimbangkan secara hati-hati tentang hubungan antara media dan masyarakat, para ahli tersebut bukan hanya harus mampu menggambarkan “apa yang sesungguhnya terjadi”, tetapi juga “apa yang akan terjadi di kemudian hari”. Banyak kritisi sosial memberikan pengertian yang lebih baik tentang dimana kita sekarang dan kekuatan apa yang membawa kita kesini.
Salah satu ahli yang bernama Marshall Mc. Luhan mengatakan bahwa perubahan dalam masyarakat terjadi karena kemampuan membaca yang mendorong ke arah kebudayaan modern dari ilmu pengetahuan. Kritisi lain melihat fenomena yang sama dan mengatakan hal itu diakibatkan determinisme budaya, yaitu budaya sebagai faktor pendorong dan teknologi muncul untuk melayani kebutuhan budaya.
II. MEDIA KOMUNIKASI DAN PERBEDAAN SOSIAL
Salah satu masalah dari para teorisi tentang masyarakat adalah perbedaan antar kelompok-kelompok sosial, seperti ras, jenis kelamin dan kondisi ekonomi. Apa sebenarnya sumber dari perbedaan sosial ? Sejalan dengan bertambah kompleksnya masyarakat, maka pelapisan sosial juga bertambah banyak - semakin terdapat perbedaan dalam kelompok dan kelas-kelas sosial.
Masalahnya, dapatkan media komunikasi mengatasi perbedaan sosial ? Program televisi seperti “
II. 1. EKONOMI POLITIK
Pada abad ke-19, filsuf politik Karl Marx berpendapat bahwa konflik antar kelas sosial - khususnya konflik antara pemilik alat produksi dan mereka yang bekerja untuknya - ada pada masalah-masalah politik. Masyarakat industri menimbulkan perbedaan sosial.
Walaupun masyarakat industri di masa kini tidak lagi sama dengan keadaan pada jaman Marx, kondisi ekonomi politik menunjukkan bahwa masyarakat miskin tak banyak yang memiliki telepon atau akses internet. Semakin kuat suara kritikus bahwa media
Kemungkinan hubungan antara media
Perkembangan ini mempengaruhi isi media, baik dalam bentuk yang terlihat maupun yang tak terlihat.
II. 2. KESENJANGAN PENGETAHUAN
Pertanyaan tentang apakah media komunikasi berkontribusi pada perbedaan sosial telah menarik minat sejumlah ahli untuk meneliti kesenjangan pengetahuan. Pandangan ini menyebutkan adanya golongan yang memiliki banyak (kaya) informasi dan golongan yang memiliki sedikit (miskin) informasi.
Mereka yang kaya informasi adalah yang berpendidkan tinggi dan memiliki banyak akses informasi seperti perpustakaan dan komputer. Sedangkan yang miskin informasi adalah mereka yang berpendidikan rendah dan tak memiliki akses informasi - dan biasanya juga miskin secara ekonomi.
Informasi yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut dalam masyarakat akan lebih dinikmati oleh mereka yang kaya informasi daripada yang miskin informasi, sehingga semakin memperlebar kesenjangan diantara kedua kelompok tersebut. Dalam banyak studi yang dilakukan, kesenjangan informasi bukan saja ada tetapi semakin diperlebar oleh media, bahkan juga oleh program TV “
II. 3. SEBUAH KURIKULUM YANG TERSEMBUNYI ?
Menurut argumen ini, upaya-upaya yang dimaksudkan untuk menutup kesenjangan pengetahuan dengan mengajarkan kemampuan penguasaan komputer pada wanita dan kaum minoritas hanya memperburuk masalah dengan mengkondisikan mereka untuk menerima posisinya dalam suatu sistem ekonomi yang diekploitasi.
Kritikus lain berargumen bahwa media
II. 4. RAS DAN GENDER
Pola-pola pekerjaan di dalam industri informasi tampaknya mencerminkan kesenjangan ini. Industri yang menciptakan informasi dan yang menciptakan teknologi informasi serta jabatan-jabatan yang menggunakannya sebagian besar didominasi oleh pria kulit putih.
Keadaan ini tidak lebih baik di media komputer. Menurut National Science Foundation, hanya 3% dari spesialis komputer adalah orang Afrika keturunan Afrika. Walaupun wanita seperti Lady Ada Byron Lovelace dan Grace Hopper memainkan peranan penting dalam industri komputer, namun wanita masih sangat tidak terwakili di bidang ilmu komputer. Wanita di dalam profesi komputer pada umumnya menerima bayaran yang lebih rendah daripada rekan prianya, walaupun kesenjangan ini masih lebih kecil dibandingkan dengan profesi lain.
Wanita juga memiliki resiko kehilangan pekerjaan yang lebih besar ketika kantornya menerapkan otomatisasi atau menggunakan robot untuk menggantikan buruhnya.
III. MEDIA KOMUNIKASI DAN KOMUNITAS
Apa dampak yang dimiliki media komunikasi pada hubungan-hubungan komunitas dan interpersonal kita yang paling bernilai dan yang paling intim ? Ketika kita mengalokasikan waktu luang, konsumsi media akan bersaing dengan kehidupan sosial dan komunitas kita dan itu akan semakin menguasai waktu luang kita sejalan dengan bertambahnya usia.
Pemakaian televisi misalnya dapat menurunkan keterlibatan kita pada komunitas dan komunitas maya dalam internet akan menggantikan hubungan tatap muka. Orang juga punya kecenderungan untuk memperlakukan media komunikasi seolah-olah mereka adalah manusia, misalnya berbicara pada televisi dan memberikan nama panggilan pada komputernya. Interaksi semcam ini merupakan substitusi dari hubungan interpersonal yang jelek.
III. 1. DESA YANG GLOBAL
Beberapa pengamat percaya bahwa media komunikasi baru dapat membangun komunitas sebanyak komunitas yang dihancurkannya. Ilmuwan komunikasi dari Kanada, Marshal Mc. Luhan, membuat istilah desa global untuk menggambarkan dalam teknologi komunikasi yang menurut dia tampaknya menarik seluruh dunia bersama-sama ke dalam sebuah
Dari e-mail ke newsgroup, ke listserves, ke chatrooms, ke multi user role playing games, internet menyajikan sejumlah kesempatan untuk membentuk hubungan sosial secara online dan para pengguna internet mengambil keuntungan dari kesempatan ini. Dengan demikian internet menjadikan komunitas psikologis yang memperluas hubungan kita melintasi waktu dan jarak, lebih mudah terbentuk, bahkan juga untuk menciptakan komunitas maya dari sekelompok orang yang mnegenal satu sama lain hanya melalui jaringan komunikasi.
Namun demikian, apakah komunitas internet sama dengan komunitas sebenarnya ? Semua itu tergantung pada bagaimana kita mendefinisikan “komunitas”. Salah satu karakteristik penting komunitas, yaitu kemampuan untuk menciptakan dan memberlakukan aturan dan tata krama, tampaknya juga ada dalam chatroom internet atau newsgroup.
Tetapi, hanya situs internet yang memungkinkan penggunanya untuk berkontribusi dan berinteraksi secara langsung antar pemakai akan mampu menciptakan komunitas yang lebih bermakna.
Hubungan melalui internet mungkin lebih unggul dalam beberapa hal daripada interaksi yang alami, karena interaksi tersebut dapat dibentuk melalui pertukaran kebutuhan bersama, bebas dari stigma tertentu seperti ras, jenis kelamin, kelas sosial dan cacat fisik yang menghambat (karena tidak ada perjumpaan langsung).
Mungkin hal ini akan membantu kita semua untuk mengatasi terputusnya hubungan sosial yang didorong oleh sub-urbanisasi (misalnya beralihnya wilayah pemukiman dari
Selain itu juga ada upaya untuk memperkuat komunitas dunia nyata dengan melapisinya dengan komunitas elektronik yang dapat memfasilitasi dialog publik dan jangkauan lintas hambatan budaya. Sesungguhnya banyak hubungan online akan dilanjutkan dengan pertemuan di dunia nyata.
III. 2. FRAGMENTASI SOSIAL
Kelompok-kelompok sosial dapat megubah dirinya menjadi saluran komunikasi dengan ide-ide baru, dan kelompok tersebut menjadi lebih mampu menyesuaikan budaya untuk kepentingan mereka. Dengan semakin sedikitnya pertukaran informasi, budaya terpecah belah, bangsa dan negara larut dalam kekacauan.
Dalam beberapa hal, tak ada lagi bangsa Amerika, atau bahkan orang Amerika keturunan Asia, keturunan Afrika atau Spanyol, tetapi hanya kelompok-kelompok yang merupakan kumpulan dari budaya yang telah terpecah. Internet mungkin telah mempercepat kecenderungan semacam ini dalam masyarakat moden, dengan menceraikan hubungan sosial dari realitas fisik dan memindahkannya di balik komunitas lokal kita.
III. 3. KEHADIRAN
Sudah tentu ada sesatu yang hilang jika kita menggunakan komunikasi melalui media seperti misalnya televisi atau internet dibandingkan dengan jika kita hadir di tempat kejadian. Kita akan kehilangan nuansa-nuansa non verbal seperti sikap tubuh, ekpresi wajah dan lain-lain yang membantu kita memahami makna kata-kata lebih mendalam. Konsep ini disebut “kehadiran sosial” atau hadir tidaknya isyarat-isyarat sosial yang membantu membawa makna-makna yang tak terlihat.
Hal ini yang membuat media elektronik menjadi sarana yang inferior dalam membangun hubungan antar pribadi. Namun media tersebut masih bermanfaat untuk membina hubungan jarak jauh jika sebelumnya sudah dijalin hubungan dan untuk menyampaikan informasi.
Banyak orang yang lebih menyukai pertemuan tatap muka secara langsung jika ada hal penting yang ingin disampaikan tetapi mereka akan lebih suka megnggunakan telepon untuk mencari informasi.
III. 4. KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Apakah media komunikasi memepengaruhi lingkungan fisik seperti halnya lingkungan sosial bagi masyarakat ? Apabila iklan yang ditampilkan mendorong kita untuk minum alkohol atau merokok atau bahkan makan “junk food” dan menghabiskan terlalu banyak waktu berbaring di sofa maka dapat dikatakan media berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Secara fisik, media cetak juga membawa bahaya bagi kesehatan masyarakat. Kertas yang digunakan untuk mencetak berasal dari pabrik kertas raksasa yang menghabiskan sebagian besar hutan, membuat polusi di sungai-sungai dan di udara. Sebaliknya, media komputer menggunakan teknologi yang lebih sehat dengan mengurangi polusi asap. Penghuni lembah silikon dan lokasi teknologi tinggi lainnya mungkin mengingkari pernyataan ini yaitu bahwa mereka menggunakan larutan yang beracun yang digunakan dalam industri mereka.
Sampah komputer juga merupakan masalah yang besar. Menurut sebuah studi pada tahun 2005 akan terdapat 150 juta sampah komputer, cukup untuk menutupi lahan seluas satu hektar dengan tinggi tumpukan 3,5 mil. Pendaur ulang komputer saat ini mencari komputer yang telah dibuang untuk diambil beberapa material yang masih dapat digunakan dan bernilai, tetapi yang utama adalah meningkatnya kebutuhan komputer yang ramah lingjkungan dan yang pembungkusnya dapat didaur ulang
IV. MEDIA KOMUNIKASI DAN BUDAYA
Semua komunitas selalu memiliki sebuah kebudayaan dalam pengertian bahwa komunitas itu tak dapat berfungsi tanpa aturan-aturan yang disepakati untuk berkomunikasi dan menganut nilai-nilai bersama. Tetapi dapatkah kita mengatakan bahwa “konsep budaya” diterapkan pada hubungan dan persahabatan yang semu dalam internet ? Komunitas dalam internet mungkin memiliki “aturan” seperti kesepakatan untuk tidak menulis e-mail yang tidak sopan atau “nilai-nilai” seperti kepentingan bersama dalam menyalurkan hobi tertentu. Namun bahkan norma-norma yang minimal ini jarang diterapkan.
IV. 1. DETERMINASI TEKNOLOGI
Marshal Mc Luhan mengatakan bahwa teknologi media komunikasi menentukan budaya dalam beberapa hal yang sangat mendasar, gagasan ini terdapat dalam konsepnya “the medium is the message”. Nael Postman berpendapat bahwa komputer mendorong pemikiran dan kebudayaan yang disebutnya “teknopoli” di mana teknologi memiliki kendali yang luas diseluruh aspek kehidupan. Teknopoli merupakan ekses buruk dari teknokrasi dimana metode ilmiah diterapkan untuk peningkatan hidup dan juga, menurut pendapat beberapa orang, menghancurkan kebudayaan.
IV. 2. DETERMINASI BUDAYA
Apakah ini berarti bahwa budaya itu sepenuhnya ada dalam belas kasihan teknologi komunikasi ? Kita memiliki kemampuan untuk mengubahnya menjadi penggunaan baru yang tidak diantisipasi oleh para penanam modal dan pengelola teknologi.
Internet diciptakan sebagai peralatan militer, dikembangkan sebagai media untuk interaksi sosial, tetapi sekarang telah banyak digunakan untuk dunia komersial. Semua ahli terjebak dalam permasalahan budaya versus determinasi teknologi. Beberapa orang berpendapat bahwa media mencerminkan budaya tetapi tidak menciptakannya, atau mengatakan bahwa media adalah menyampaikan simbol-simbol yang kita gunakan untuk membentuk budaya. Pandangan lain adalah bahwa media
IV.3. MEDIA
Bagaimana media
V. MEDIA KOMUNIKASI DAN INSTITUSI SOSIAL
V.1. MEDIA KOMUNIKASI DAN INSTITUSI PENDIDIKAN
Usaha untuk menerapkan perintah dengan memberikan kursus melalui media
Pendidikan jarak jauh memungkinkan siswa untuk mengambil kursus pada banyak lokasi, waktu yang berbeda dan memungkinkan mereka untuk membuat kelompok kecil di komunitas tersendiri.
Trend terakhir belajar jarak jauh adalah mengambil kursus melalui “World Wide Web”. Di sini, pada kursus maya, dapat ditemukan berbagai subjek kursus. Juga adanya “universitas maya” dimana institusi ini tidak mempunyai kampus dan bangunan. Model lain menggunakan media komunikasi internet seperti e-mail, newsgroups dan chatroom untuk menghadiri seminar maya yang mana lebih efektif dari perintah yang konvensional.
V.2. MEDIA KOMUNIKASI DAN INSTITUSI POLITIK
Politik adalah wilayah yang lain di mana media
Internet juga melahirkan inspirasi bagi kehidupan politik. Seperti di
Di level yang lebih tinggi, penyebaran tehnologi informasi sangat potensial untuk mencatat dan menyimpan banyak informasi tentang masyarakat, dan kontrol sosial menjadi mutlak serta kepercayaan kedua belah pihak (antara masyarakat dan pemerintah) menjadi penting untuk komunikasi politik.
V.3. MEDIA KOMUNIKASI DAN INSTITUSI EKONOMI
Media
Ketika bisnis mulai menggunakan komputer dan media telekomunikasi, kita pasti mengharapkan keuntungan yang besar. Tujuan yang paling penting dari investasi teknologi informasi adalah meningkatkan produktivitas, jumlah produk yang dibuat pekerja, mesin dan sumber lainnya yang dapat menciptakan produk. Seperti contohnya, Computer - Assisted Design / Computer Assisted Manufacturing (CAD/CAM) adalah sistem yang menolong designer memvisualisasikan produk baru di dalam komputer kerjanya. Ini mengurangi kebutuhan akan mahalnya model yang pertama.