Akhir-akhir ini kalau mau diakui terjadi proses ketakutan atau kekuatiran yang menghinggapi benak masyarakat
Kita masih mengingat rangkaian kecelakaan fisik beberapa alat transpotasi massal, seperti kecelakaan pesawat terbang Mandala Air di Medan, kecelakaan kereta api dan beberapa kecelakaan minor kendaraan di
Kita masih sering melihat horor politik dengan cara kekerasan yang diperlihatkan dalam seluruh proses pemilihan umum kepala daerah. Ketidakpuasan dan amuk
Sekarang kita masih terteror dengan rangkaian korban akibat penyebaran virus flu burung. Informasi yang mengkuatirkan kalau tidak mau disebut menakutkan menyatakan bahwa penyebaran penyakit flu burung sampai tahap antisipasi pandemi. Informasi yang mengkuatirkan tersebut semakin ditambah dengan citra konstruksi media
Rangkaian kekuatiran dan kecemasan masyarakat semakin terakumulasi dengan rangkaian wacana kenaikan harga BBM yang diikuti dengan rangkaian ancaman pemogokan dan demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar tersebut. Eskalasi kontroversi politik di kalangan elite pun tak terhindarkan dengan berbagai macam manuver politik yang dilakukan oleh para pejabat dan mantan pejabat republik ini.
Belum lagi dampak kenaikan BBM sudah membayang pada setiap benak keluarga Indonesia, setidaknya kenaikan BBM khususnya premium, yang disinyalir oleh detik.com, bisa mencapai harga Rp 4,000/lt. Kenaikan harga BBM jelas akan diikuti dengan kenaikan sejumlah harga bahan pokok (9 bahan pokok) masyarakat, kenaikan harga produksi barang dan jasa, kenaikan tarif angkutan kota atau antar kota, kenaikan tarif dasar listrik, kenaikan tarif air minum. Kita bisa membayangkan efek domino kenaikan harga BBM yang terjadi.
Terlihat sudah rangkaian kenaikan dan horor ekonomi sosial di depan mata. Dan itu semua tersaji di depan kita. Berbagai wacana komunikasi dikemukakan oleh para elite politik, ahli komunikasi, pakar ekonomi tentang apa yang terjadi di
***
Horor sosial mencekam yang direkam dan dikonstruksi dalam proses komunikasi, terutama pada minggu dan bulan terakhir ini memperlihatkan kegalauan dan kegagalan sistem komunikasi yang sehat dan yang seharusnya dibangun oleh masyarakat
No comments:
Post a Comment